25 Maret 2009

SIMTUD DUROR DI STAIN PONOROGO

Gelegar maulid di Ponorogo yang diadakan oleh UKI STAIN Ponorogo 19 Maret 2009 lalu dihadiri lebih 1000 orang pecinta Rasulullah yang dikenal dengan sebutan muhibbin. Mereka dengan khusuk mengikuti acara mauludan dengan membaca Maulid Simtud Duror di hall watoe dhakon STAIN Ponorogo.

Hadir memberikan mauidhoh hasanah Habib Novel Alaydrus dari Solo. Habib gaul ini mengajak hadirin berdzikir dengan irama yang syahdu, sehingga tanpa terasa banyak yang meneteskan air mata bahkan ada yang sesenggukan menangis

15 Maret 2009

Duet KH. Sayuthi Farid dan Fatkhul Aziz Pimpin NU Ponorogo

Duet KH. Sayuthi Farid dan Fatkhul Aziz Pimpin NU Ponorogo

Akhirnya duet KH. Drs. Imam Sayuthi Farid, SH. M.Si dan Drs. Fatkhul Aziz memimpin NU cabang Ponorogo periode 2009 – 2014 dalam konferensi cabang lanjutan NU Ponorogo di Kampus INSURI Ponorogo siang tadi.
Pemilihan pengurus NU cabang Ponorogo ini sempat tertunda satu bulan, sebab ketika diadakan konferensi cabang NU pada tanggal 14 Pebruari 2009 lalu di Ponpes KH.Syamsuddin Durisawo Ponorogo peserta yang hadir tidak korum. Karena itulah sidang yang dipimpin oleh PW NU Jatim yang wakili KH. Drs. Hasyim Abbas (Wakil Rais Syuriyah) dan Drs. Abdul Wahid Asa (Wakil Ketua) memutuskan untuk menunda pelaknsanaan pemilihan pengurus.
Seperti diduga sebelumnya, KH. Drs. Imam Sayuti Farid, SH. M.Si, rais syuriyah lama yang juga ketua Insuri Ponorogo itu masih dikehendaki hampir semua Pengurus MWC maupun ranting, sehingga tanpa ada persaingan yang berarti, setelah mengantongi 221 suara dari 250 secara aklamasi peserta Konferensi menetapkannya sebagai Rais Syuriyah PCNU Ponorogo periode 2009 – 2014.
Sedangkan pemilihan ketua tanfidziyah juga secara aklamasi menetapkan Drs. Fatkhul Aziz sebagai Ketua PCNU Ponorogo periode 2009-2014 menggantikan H.Muhatim Hasan yang telah menjabat sebagai ketua PCNU Ponorogo dua periode. Dengan mengantongi suara 209, Kang Azis sapaan akrabnya yang juga anggota KPU POnorogo ini menyisihkan pesaingnya KH. Muhsin 19 suara, Drs. H.Sugeng Al-Wahid 8 suara dan lainnya satu suara.
Dengan hasil ini Kang Azis berharap kerjasama seluruh Pengurus dari Cabang, MWC dan Ranting untuk menegakkan ahlus sunnah wal jamaah dan khittah Nahdliyyah di NU Ponorogo yang sempat mengalami gangguan.






04 Maret 2009

Konfercab GP ANSOR Ponorogo

Konferensi Ansor Cabang Ponorogo berlangsung lancar. Perhelatan yang dibuka oleh Asrendiklat Satkornas Banser Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si yang hadir atas nama pimpinan pusat Gerakan Pemuda Ansor ini menekankan pentingnya pembangunan sinergitas baik internal maupun eksternal untuk menuju Ansor yang tangguh saat ini dan dimasa yang akan datang.
Bagi Kader Ansor merupakan sebuah keniscayaan, tatkala diberikan amanah namun tidak berbuat banyak untuk organisasi, pengurus harus memerankan dirinya sesuai tugas dan fungsinya masing-masing secara maksimal, mengingat rentang waktu pengabdian yang sangat pendek, sesuai PD/PRT hanya empat tahun.
Untuk mengejar ketertinggalan, Mujib menegaskan perlunya penguatan fungsi kaderisasi, target jangka pendek perlu diarahkan pada kegiatan LKD dan Diklatsar di semua PAC GP. Ansor Ponorogo, sehingga dapat menciptakan lebih banyak kader yang militan sebagai ujung tombak dalam peningkatan akses organisasi ditengah masyarakat majemuk.
Menyinggung tentang hiruk pikuk politik yang berkembang saat ini, Gus Mujib menegaskan bahwa kader Ansor harus tetap menjaga keindependensiannya. Namun bukan berarti “mengunci diri”, karena itu harus tetap membangun komunikasi dengan pemerintah daerah, kepolisian dan unsur kepemudaan serta berkomunikasi aktif dengan partai politik. “Boleh saja berpolitik secara individu, tapi jangan membawa ansor secara kelembagaan,” ujarnya.
Peserta yang hadir pada acara konfercab PC GP. Ansor Ponorogo yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Ponorogo, 1 Maret 2009 ini lebih dari 100 orang, terdiri dari 18 PAC yang masing-masing mengirimkan 4 orang wakilnya, kemudian ditambah para peninjau dan beberapa undangan lain.
Sidang pemilihan yang diperkirakan akan berlangsung panas ternyata berjalan lancar. Meski dijelaskan pada tatib bahwa Pimpinan Sidang Pemilihan adalah Pimpinan Wilayah, namun karena sampai saat ini PW. GP. Ansor Jawa Timur belum mendapatkan SK dari Pimpinan Pusat maka dalam menjunjung tinggi konstitusi, sidang dipimpin Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si selaku Pimpinan Pusat yang hadir.
Sesuai sidang tatib bahwa penjaringan calon ketua harus mendapatkan sedikitnya tujuh suara sehingga dari putaran pertama, Djoko Susilo, S.Pd yang mengantongi 10 suara, Syamsul 6, Idham dan Qomarudin masing-masing 1 suara berhasil mengusung Djoko Susilo menjabat sebagai Ketua PC GP. Ansor Kabupaten Ponorogo masa khidmat 2009-2013.
Sementara itu Ketua (P.Lh) PC NU Kabupaten Ponorogo berharap agar konferensi ini dapat berlangsung dengan baik sampai tuntas, “Pengalaman kegagalan penyelenggaraan konferensi PC NU kemarin jangan sampai terulang di konferensi GP. Ansor ini”, beliau berharap agar siapa saja yang terpilih mampu “ngurusi” organisasi, bukan malah menjadi urusan, imbuhnya.

03 Maret 2009

BERATNYA SIKSA KUBUR

Al-Faqih berkata bahwa Abu Ja’far meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Bahwa orang mukmin itu apabila diletakkan di dalam kuburnya maka kuburnya itu dilapangkan 70 hasta, ditaburi harum-haruman dan ditutup dengan kain sutera. Apabila ia hafal sebagian dari Al-Qur’an maka apa yang dihafalnya itu menerangi seluruh kuburnya, dan apabila ia tidak hafal, maka ia dibuatkan cahaya seperti matahari di dalam kuburnya. Ia bagaikan pengantin baru yang tidur dan tidak dibangunkan kecualioleh isteri yang sangat dicintainya. Kemudian ia bangun dari tidurnya seakan-akan ia belum puas dari tidurnya itu.Sedangkan orang kafir, maka kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulangnya masuk ke dalam perutnya lantas didatangi berbagai macam ular yang besar sebesar leher unta, dimana ular-ular itu makan dagingnya sehingga tidak tersisa daging pada tulangnya. Kemudian datang kepadanya malaikat yang tuli, bisu dan buta dengan membawa cambuk-cambuk dari besi. Mereka memukulinya dengan cambuk-cambuk itu tanpa mendengar jeritan dan melihatorang itu sehingga tidak akan timbul rasa belas kasihan kepadanya. Disamping itu neraka selalu diperlihatkan kepadanya baik diwaktu pagi maupun diwaktu sore. Al-Faqih memberikan nasehat, barangsiapa yang ingin selamat dari siksaan kubur, maka ia harus senantiasa mengerjakan empat hal dan menjauhkan diri dari empat hal. Empat hal yang harus selalu dikerjakan itu adalah: shalat, shadaqah membaca Al-Qur’an dan banyak membaca tasbih (subhanallah – pen). Keempat hal ini akan bisa menjadikan kubur itu terang dan lapang. Sedangkan empat hal yang harus ditinggalkan adalah; dusta, khianat, adu domba dan hati-hati dalam masalah kecing. Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) : “Bersihkanlah (besucilah) sewaktu kencing, karena kebanyakan siksa kubur itu karena kencing”.Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Barang siapa yang banyak mengingat kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu taman dari taman-taman sorga. Dan barangsiapa yang lalai kepada kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu jurang dari jurang-jurang neraka”.Sahabat Ali karromallahu wajhahu didalam khutbahnya mengatakan: “Wahai hamba Allah ingatlah mati, ingatlah mati karena kamu tidak bisa menghindar darinya. Bila kamu diam, maka ia akan datang menghampirimu; dan bila kamu lari, ia akan mengejarmu. Ia terikat pada ubun-ubunmu. Carilah keselamatan, carilah keselematan. Di belakangmu ada kubur yang selalu mengejar kamu. Ingatlah bahwa kubur itu bisa merupakan salah satu taman dari taman-taman sorga, dan bisa pula merupakan salah satu jurang dari jurang-jurang neraka. Ingatlah bahwa sesungguhnya kubur itu setiap hari berbicara tiga kali dengan perkataan; “aku adalah rumah gelap, aku adalah rumah duka cita, dan aku adalah rumah ulat”. Ingatlah bahwa setelah itu ada suatu hari yang lebih ngeri dimana pada hari itu anak muda langsung beruban, orang tua pingsan, semua orang yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, semua wanita yang hamil menggugurkan kandungannya, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak, akan tetapi siksaan Allah itu sangat keras. Ingatlah, bahwa setelah itu ada neraka yang panas sekali, sangat curam, perhiasaannya besi, airnya nanah, di dalamnya tidak ada rahmat Allah sama sekali”. (mendengar khutbah ini kaum muslimin menangis tersedu-sedu). Lalu Sayyidina Ali k.w melanjutkan khutbahnya: “Tetapi disamping itu ada sorga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menyelamatkan kita dari siksaan yang pedih dan memasukkan kami dan kamu ke dalam sorga tempat kenikmatan”.Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) :“Kubur itu adalah pos (tempat pemberhentian) pertama dari pos-pos akhirat. Apabila seseorang selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih mudah daripadanya, dan apabila seseorang tidak selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih berat daripadanya”.Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli dimana ia berkata: “Sewaktu kami sedang duduk bersama-sama dengan Ibnu Abbas ra, tiba-tiba datanglah sekelompok kaum lalu berrkata: “Kamu berangkat dari rumah dengan maksud untuk menunaikan haji, dan ada seorang teman kami yang ketika sampai di daerah Dzatus Shafah meninggal dunia kemudian kami mengurusnya dan kami menggalikan kubur untuknya. Ketika kami menggali kubur dan membuat liang lahat ternyata liang lahat itu penuh dengan ular. Kemudian kami tinggalkan tempat itu, dan kami menggali lagi di temapt lain. Di tempat yang lain itu pun sama saja, liang lahatnya penih dengan ular. Kemudian kami tinggalkan tempat itu dan menggali lagi kubur untuk yang ketiga kalinya, dan ternyata di tempat itupun liang lahatnya penuh dengan ular. Kemudian kami tingalkan mayat itu dan kami datang kepadamu”. Ibnu Abbas ra berkata: “Itu adalah amal perbuatan yang ia lakukan sendiri. Pergilah dan kuburlah mayat itu di kubur yang mana saja. Demi Allah, seandainya kamu menggali seluruh bumi niscaya kamu kamu akan selalu menjumpai ular di dalamnya. Beritakanlah hal ini kepada kaumnya”. Abdul Hamid berkata: “Kemudian kami pergi dan mengubur mayat itu pada salah satu diantara ketiga kuburnyang kami galiitu. Ketika kami kembali (dari ibadah haji), kami mendatangi keluarganya dengan membawa barang kepunyaannya dan kami bertanya kepada istrinya: “Apa yang biasa dia lakukan waktu hidupnya ?”. Istrinya menjawab: “Ia dulu berjualan bahan makanan yaitu gandum. Setiap hari ia mengambil sebagian dari gandum dagangan itu untuk dimakan, kemudian sebanyak gandum yang dia ambil diganti dengan tangkai gandum yang warnanya serupa lalu ditumbuk dan dicampur dengan nya”.Amar bin Dfinar berkata: “Ada seorang penduduk Madinah yang mempunyai saudari di ujung kota. Pada saat saudarinya sakit dan ia datang menjenguk saudarinya itu. Setelah sampai disana, saudarinya itu mati dan ia mengurusnya dan ikut menguburnya. Sesudah selali penguburan, ia pulang ke rumahnya lalu teringat bahwa kantong uangnya jatuh sewaktu mengubur saudarinya itu. Ia lalu minta tolong seorang teman untuk menggali kubur dan ia pun menemukan kantong yang jatuh itu. Ia berkata pada temannya: “Pergilah kamu, karena aku ingin melihat apa yang sedang terjadi pada diri saudariku”. Kemudian ia mengangkat penutup liang lahat dan tiba-tiba terlihat bahwa kubur itu menyalakan api. Ia lalu meratakan kembalikubur itu dan cepat-cepat pulang menemui ibunya dan bertanya: “Beritahukan kepadaku apa yang biasa dilakukakan oleh saudariku”. Ibunya menjawab: “Kenapa kamu menanyakan tentang saudarimu, sedangkan dia sudah meninggal dunia?”. Ia berkata lagi : “Tolong bu, beritahukan kepadaku”. :Ibunya menjawab: “Saudarimu itu suka mengakhirkan shalat dan tidak mengerjakan shalat dengan suci yang sempurna. Ia suka datang ke rumah-rumah tetangga dengan menceritakan kepada mereka apa yang ia dengar daengan maksud mengadu domba”. Itulah yang menyebabkan siksaan kubur. Oleh karena itu, barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka ia harus menjauhkan diri dari adu domba dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya agar bisa selamat dari siksaannya dan dapat dengan mudah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. (m. muslih albaroni)