03 April 2009

NU Lahir karena Merespon Dua Penjajahan Besar

Yogyakarta, LTN-reog Online
Nahdlatul Ulama (NU) lahir karena merespon dua bentuk penjajahan besar, yakni penjajahan dalam keberagamaaan oleh kelompok Wahabi dan penjajahan politik dan ekonomi oleh Belanda.

Hal tersebut disampaikan Pemangku Jabatan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Yogyakarta Prof KH Mohammad Maksum saat memberikan sambutan dalam acara Halaqah Nasional Alim Ulama NU bertema ”Etika Politik dan Visi Kebangsaan Khittah NU” di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, hari ini, Kamis (2/4).

”Penjajahan keberagamaan dilakukan oleh kelompok Islam global Wahabi yang mengkampanyekan ajaran tajdid, selalu menganggap bid’ah dan mengkafirkan kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia. Penjajahan lainnya dilakukan oleh Belanda dan berdirinya NU menjadi bagian dari gerakan kebangkitan nasional,” katanya.

Ditambahkannya, NU terus memainkan peranan yang cantik seusai dideklarasikan pada 31 Januari 1926, pada masa kemerdekaan dan beberapa era pergantian kepemimpinan Indonesia.

Menurut professor bidang pertanian ini, pada era reformasi sekarang NU tidak hanya berhadapan dengan dua penjajahan. Penjajahan ketiga, katanya, dilakukan oleh pemerintah Indonesia sendiri.

”Penjajahan ketiga adalah penjajahan domestik yang dilakukan oleh negara sendiri karena saat ini tidak mampu membangun filter dari dua penjajahan besar tadi,” katanya. (nam)

Tidak ada komentar: